Wednesday, 9 September 2020

Berjalan 10km Setiap Hari, Budak Jadi Maskot Cari Rezeki Untuk Keluarga


Dalam melayari kehidupan ini, setiap orang pastinya akan sentiasa dihujani dengan pelbagai dugaan yang terkadang sangat sukar untuk dihadapi.

Tidak semua orang dikurniakan dengan harta dan wang yang melimpah ruah. Ada yang terpaksa berhempas pulas mencari rezeki sejak dari kecil lagi.

Sama dengan kisah yang dikongsikan oleh Rhmadii di laman Instagram. Melalui kirimannya, dia berkongsi mengenai seorang kanak-kanak yang setiap hari berpanas mencari rezeki dengan memakai kostum maskot dan menghiburkan orang ramai.

Setiap hari, kanak-kanak yang bernama Rehan itu akan bangun pada awal pagi agar dapat menghiburkan orang ramai yang bekerja di pejabat dan penduduk di sekitar jalan Gatot Subroto.


Menurut kanak-kanak itu, keputusannya untuk menjadi penghibur jalanan adalah disebabkan oleh keadaan kewangan yang dihadapi olehnya. Dengan memakai maskot tersebut, ia akan memenuhi keperluan hariannya dan keluarga.

Ibunya yang melakukan pelbagai pekerjaan hanya mampu mengumpulkan wang untuk membayar sewa rumah. Jika ada rezeki lebih, wang tersebut akan diasingkan untuk membiayai persekolahannya.

“Wangnya agak banyak. Boleh buat beli nasi bungkus untuk dibawa pulang ke rumah,” katanya.

Saat ditanya apakah dia dan ibunya selesa dengan pekerjaan mereka itu, dia mengaku bahawa sangat suka dapat membantu memberikan wang tambahan kepada ibunya.



View this post on Instagram

EDISI KEHIDUPAN.... Setiap hari, Rehan harus bangun pagi-pagi betul agar atraksinya bisa disaksikan oleh para pekerja kantoran dan warga disekitar jalan Gatot Subroto... Bagi sebagian orang, atraksi badut jalanan yang disuguhkan Rehan dinilai ampuh untuk mengusir rasa suntuk di tengah padatnya jalan Gatot subroto. Namun, ada beberapa hal penting yang luput dari pikiran mereka. Pertunjukkan yang mereka anggap menarik itu sebetulnya dilakukan oleh anak di bawah umur, bahkan termasuk dalam kategori eksploitasi anak. Menurut pengakuan Rehan, keputusannya menjadi Badut jalanan didasari oleh motif ekonomi agar ia bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ibunya yang bekerja serabutan hanya mampu mengumpulkan uang untuk membayar biaya sewa kontrakan. Jika ada rejeki berlebih, uang tersebut sengaja disisihkan untuk biaya sekolahnya. “Uangnya lumayan. Bisa buat beli Nasi bungkus untuk dibawa pulang ke rumah,” tutur Rehan Agar atraksinya menarik perhatian banyak orang, Rehan memperlihatkan jogetan kecilnya. Sementara untuk urusan kostum dan kepala boneka, Rehan mengaku selalu mengganti kostumnya setiap hari. Sang penyedia kostum juga menyediakan beberapa pilihan kepala boneka yang didesain menyerupai tokoh-tokoh kartun, mulai dari Dora the Explorer, Upin dan Ipin, hingga Spongebob Squarepants. Kepala dan bajunya saya sewa. Saya tidak tahu biayanya, karena ibu yang membayar,” ungkap Rehan sembari menyeka keringat yang menetes di kelopak matanya. Setiap hari Rehan memang sengaja berangkat pagi-pagi buta, bahkan sebelum mentari pagi bersinar. Selain mengincar mobil-mobil yang terjebak macet, ia ingin menyisihkan waktu di sore hari untuk bermain bola di rumah. Lepas Sholat Isya saya biasanya langsung pulang ke rumah bersama ibu setelah ibu selesai beberes kebersihan halaman Alfamart jl. Gatot subroto kata Rehan Namun saat ditanya, apakah ia dan ibunya nyaman dengan profesi mereka saat ini, Rehan mengaku senang dapat membantu memberikan uang tambahan kepada ibunya. Kendati demikian, Rehan tidak memungkiri bahwa terkadang ia merasa lelah karena harus berjalan hingga sejauh 10 km dari rumahnya.
A post shared by KONTEN INSPIRATIF (@rhmadii__) on

Sumber: rhmadii_ via Siakapkeli


from Sehinggit Media https://ift.tt/2RcyIaE
via Merah Hati Cintaku